“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al An ‘am : 82)
Imam Al Bukhari meriwayatkan bahwa ketika turunnya ayat ini, para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah diantara kami yang tidak pernah berbuat zhalim?” Maka beliau menjawab, “Maksud ayat ini bukanlah seperti yang kalian katakan, akan tetapi yang dimaksud dengan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, adalah syirik. Tidakkah kalian mendengar perkataan Luqman kepada anak-anaknya, ‘Wahai anak-anakku, janganlah kalian mempersekutukan Allah, sesungguhnya kesyirikan adalah kezhaliman yang besar’?”[1]
Lantas apa makna “keamanan” dalam ayat di atas? Read the rest of this entry »